HIDAYAH CELL SINGASARI CIBODAS JONGGOL BOGOR KAMI MELAYANI PULSA ELEKTRIK, PULSA PAKET DATA INTERNET INDOSAT, TELKOMSEL, XL, AXIS, THREE, PULSA LISTRIK PLN ATAU TOKEN, PEMBAYARAN TAGIHAN LISTRIK, AKSESORIS HANDPHONE, PEMBAYARAN IURAN BPJS KESEHATAN, BISA JUGA PELAYANAN FOTO COPY, PRINT OUT, CETAK PHOTO DIGITAL, JASA PENGETIKAN, JUAL MATERAI DAN LAIN LAIN

Senin, 26 September 2016

WANITA

🌹🌹 *WANITA* 🌹🌹

✍🏻Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, حفظه الله تعالى

_Akhiiii…_

_Wanita dicipta dari tulang rusuk._

Ia tidak dicipta dari tulang kaki
_agar kau tidak menjadikannya alas kaki, menghina dan mencacinya…_

Ia tidak dicipta dari tulang tangan
_agar kau tahu bahwa dia bukan alat untuk melaksanakan segala keinginanmu dan menuruti semua nafsumu…_

Ia tidak diciptakan dari tulang kepala agar ia tidak sombong dan merasa selalu di atas…

Namun ia dicipta dari tulang rusuk
*_agar ia selalu ada di sampingmu_*
*_selalu ada dalam suka dukamu menemani…_*

Ia berada di bawah lenganmu
_agar engkau selalu menjaga dan melindunginya…_

Pada sejatinya tanganmu bukanlah untuk memukul rusukmu sendiri…

Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda:

*اسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّ الْمَرْأََةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ …ِ*

*_“Berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri), karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk….”_* (HR. Bukhari dan Muslim).

🌐Sumber: BBG Al-ilmuCom

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 www.sandihardiansyah123.blogspot.com

Selasa, 20 September 2016

ADAB BERDOA

Adab Berdoa

Dalam berdoa hendaknya memperhatikan adab berikut:

1. Memilih waktu-waktu yang diutamakan berdo'a, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan (terutama pada sepuluh hari terakhir), saat-saat terakhir di hari Jum'at (sebelum Maghrib), dan sepertiga akhir malam (sebelum Shubuh).

2. Memilih kondisi-kondisi yang diutamakan, misalnya ketika bersujud, saat turun hujan, waktu berbuka puasa, dan ketika dalam perjalanan.

3. Berupaya menghadap kiblat ketika berdoa.

4. Ikhlas dan khusyu sewaktu berdoa.

5. Yakin bahwasanya Allah akan mengabulkan doa.

6. Mengulang-ulang doa sebanyak tiga kali.

7. Memulai doa dengan hamdalah, lantas mengakhirinya dengan shalawat atas Nabi.

8. Membersihkan diri dari dosa serta membebaskan diri dari kezhaliman dan keharaman.

✒ Asy-Syaikh Abul Harits, Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari

📚 Judul Asli: Al-Islaam Muyassar ilaa fityaanil Islaam, Penerbit/Tahun: Daar Ibnu Hazm - Beirut./Cet.II - 1999 M, Judul Terjemahan: Cara Mudah Belajar Islam : Bimbingan Praktis dan lengkap Tentang Dasar-Dasar Islam, Penerjemah: Rohidin Wahid, Lc, Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Cetakan Pertama: Syawwal 1435 H/Agustus 2014 M, Doa - Adab Berdoa, Halaman 160

🌐 pustakaimamsyafii.com | Penerbit Penebar Sunnah

♻ Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
📁 Grup WA & TG : Dakwah Islam
🌐 TG Channel : @DakwahFiqih

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Minggu, 18 September 2016

JAUHI GHIBAH

*MENDENGAR GHIBAH APA JUGA SAMA DENGAN GHIBAH?*

*PERTANYAAN*

Apakah termasuk ghibah bila mendengarkan curhat saudara tentang kampung halamannya, tentang perangkat desa, pengurus MDA dan sebagainya ... mau tidak mau sedikit  banyaknya memberikan komentar..
rasanya tidak bisa dicegah sebab yang bicara termasuk senior, yang dituakan.
bagaimana solusinya ya ustadz.. syukron.

*JAWAB*

1⃣ Tidak sama antara orang yang mengghibah dengan orang yang mendengarkan ghibah.

2⃣ Orang yang mendengar ghibah ada 2 macam :

🅰 Yang ridha dan senang saat mendengarnya. Maka hukumnya disamakan dengan yang mengghibah.

🅱 Yang tidak ridha dan tidak senang mendengarkan ghibah. Maka dia tidak berdosa dan tidak dianggap sama dengan melakukan ghibah.

3⃣ Orang yang tidak senang mendengar ghibah juga bertingkat :

➖Dia mampu mengingkari dengan perbuatan dan lisannya. Maka ini yang lebih baik.

➖Dia mampu mengingkari hanya dengan hatinya saja. Dia tidak senang mendengarkan ghibah dan dia ingkari. Maka dia tdk berdosa.

Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam fatwa.islamweb.net :

وإذا كنت لا تقدرين على الإنكار على من يغتاب, ولا أن تذبي عن عرض المسلم في غيبته, وتخافي الإيذاء من وراء الإنكار فأنكري ذلك بقلبك, وهو أضعف الإيمان كما في الحديث, فإذا أنكرت بقلبك فليس عليك حرج بعد ذلك - إن شاء الله تعالى 

Apabila saudari tidak mampu mengingkari orang yang berbuat ghibah, dan juga tidak mampu membela kehormatan muslim tersebut yang dighibahinya, serta saudari khawatir jika mengingkarinya ada dampak negatifnya terhadap anda, maka *ingkarilah dengan hati anda*. Dan ini adalah selemah²nya iman sebagaimana di dalam hadits. Apabila saudari telah mengingkarinya dengan hati, maka anda tidak berdosa setelah itu insyā Allāh Ta'ålå.

Wallāhu a'lam.

✏ Al-Ustâdz Abû Salmâ, Muhammad bin Burhan bin Yusuf Al-Atsari
📱@abinyasalma | abusalma.net
#⃣ Channel TG ( bit.ly/abusalma ) & WAG *_al-Wasathiyah wal I'tidål_*

♻ Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
📁 Grup WA & TG : Dakwah Islam
🌐 TG Channel : @DakwahFiqih

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Selasa, 13 September 2016

BAYARLAH HUTANG JIKA KAU MAMPU

💢♨💢 *HUKUM MENUNDA-NUNDA BAYAR HUTANG DAN KIAT MENYIKAPINYA*
(Soal Jawab)
BY: SOBAT MUSLIM

⁉ *Bila Yang Berhutang Sengaja Menunda Pembayaran Padahal Dia Mampu?*

➡ *Penanya (Akhwat):*
_Assalamu'alaykum ustadz..Mohon nasehatnya._
_Bagaimana menghadapi tetangga/kerabat yg kerap meminjam uang, namun mrk jg kerap ingkar pada saat pembayaran yg sudah mrk janjikan sendiri. Padahal saya tahu mrk mampu (baru gajian atau baru menjual barang). Kalau ditagih ada saja alasan, malah justru balik marah ke saya. Saya bingung ust, krn saya jg bkn org yg lebih dalam harta, dan sgt mengharapkan pembayaran hutang dr mrk. Yg ingin saya tanyakan:_
_Bgmn sikap terbaik saya thd mrk? Saya selalu bersedia memberi pinjaman, krn sy tahu keutamaan menolong sesama muslim, tp dgn sikap mrk yg 'ogah ogahan' dlm membayar pdhl mrk mampu, apakah boleh saya menolak membantu mrk lg di masa mendatang dlm hal meminjamkan uang? Atau saya hrs tetap berusaha membantu mrk dng memberi pinjaman walaupun dng resiko saya jd sulit sendiri?_

✅ *Jawab (Redaksi salamdakwah.com) :*

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Menghutangi orang lain dalam kebaikan adalah hal yang dianjurkan. Mengingat di dalamnya ada pertolongan terhadap orang yang biasanya membutuhkan. Rasulullah _shallallahu alaihi wa sallam_ bersabda:

عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ، لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ»

_Dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: *'Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barang siapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak meninggikannya di sisi Allah ta'ala."*_ (HR.Muslim no.2699 dan yang lainnya.)

As-Sarkhasi menerangkan: _"Dan meminjami hukumnya adalah dianjurkan."_ (Al-Mabsuth 14/36)

Ibnu Quddamah menerangkan:
_"Hutang hukumnya dianjurkan bagi orang yang menghutangi dan dibolehkan bagi orang yang berhutang."_ (Al-Mughni 4/236)

Apabila orang yang berhutang sedang dalam kesusahan sehingga belum mampu untuk melunasi hutangnya maka seharusnya ia diberi tempo. Allah ta'ala berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 280:

*وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ*

*_"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui."_*

Apabila orang yang berhutang *sengaja menunda pembayaran padahal dia mampu maka ia telah berbuat kedholiman yang nyata*. Rasulullah _shallallahu alaihi wa sallam_ bersabda:

*«مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ»*

*_"Menunda-nunda pembayaran hutang padahal mampu, termasuk kedholiman”_*.[HR. Bukhori, no. 2400 dan Muslim no.1564]

Oleh karena dia telah berbuat dhalim maka kita harus menolongnya. Apabila Anda mendapati orang yang berhutang kepada Anda melakukan penundaan pembayaran padahal dia mampu maka Anda harus menolongnya dari kedholimannya. Rasulullah _shallallahu alaihi wa sallam_ bersabda:

*«انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا»*

*_"Tolonglah saudaramu dalam keadaan dia dhalim atau didhalimi."_* (HR. Bukhari no.2443 dan yang lainnya).

Cara Anda untuk menolongnya adalah dengan *menasehatinya secara langsung atau tidak langsung supaya dia segera melunasi hutangnya*. Selanjutnya adalah Anda *tidak memberinya hutang lagi bila ia masih belum berubah dari kebiasaan penundaannya* supaya kedholimannya tidak bertambah.

والله تعالى أعلم بالحق والصواب

🌐Sumber: SalamDakwahCom

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 *_www.sandihardiansyah123.blogspot.com_*

Minggu, 11 September 2016

TAUBAT

🍄🍄🍄 *TIDAK TAKUTKAH ENGKAU..?*

✍🏻 Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny,  حفظه الله تعالى

*_Engkau bertaubat dari dosa-dosa saat sakitmu._*

*_Lalu engkau kembali kepada dosa itu saat sembuhmu._*

*_Padahal betapa banyak Dia menyelamatkanmu dari bahaya._*

*_Dan betapa banyak Dia telah menghilangkan darimu malapetaka._*

*_Tidak takutkah engkau, kematian mendatangimu._*

*_Sedang kamu sedang terlena dalam dosa-dosamu ?!_*

📝Musyaffa’ Ad Dariny,  حفظه الله تعالى

🌐Sumber : BBG Al-ilmuCom

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 www.sandihardiansyah123.blogspot.com

Selasa, 06 September 2016

Jauhi ZINA

💔♨💞 *APABILA ZINA TELAH TERSEBAR…*

بسم الله الرحمن الرحيم

➡ Rasulullah _shallallahu ’alaihi_ wa sallam bersabda,

*مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا*

🌴 *_“Diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu, menguatnya kebodohan, diminumnya khamar, dan nampaknya perzinahan.”_* [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik radhiyallahu’anhu]

➡ Al-Hafizh Ibnu Hajar _rahimahullah_ berkata,

ويظهر الزنا أي يشيع ويشتهر بحيث لا يتكاتم به لكثرة من يتعاطاه

🌴 _“Makna 'Dan nampaknya perzinahan' adalah tersebarnya perbuatan zina, ramai dilakukan, tatkala zina itu tidak dapat lagi disembunyikan karena banyaknya orang yang melakukannya (itulah diantara tanda kiamat).”_ [Fathul Bari, 12/114]

⛔ *APA AKIBATNYA?*

➡ Rasulullah _shallallahu ’alaihi wa sallam_ bersabda,

*إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ*

🌴 *_“Apabila zina dan riba telah nampak di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri itu telah menghalalkan azab Allah bagi diri-diri mereka.”_* [HR. Al-Hakim dari Ibnu ‘Abbas _radhiyallahu ’anhuma_, Shahihut Targhib: 2401]

➡ Rasulullah _shallallahu ’alaihi wa sallam_ juga bersabda,

*تُفْتَحُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ نِصْفَ اللَّيْلِ فَيُنَادِي مُنَادٍ: هَلْ مِنْ دَاعٍ فَيُسْتَجَابَ لَهُ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَيُعْطَى؟ هَلْ مِنْ مَكْرُوبٍ فَيُفَرَّجَ عَنْهُ؟ فَلا يَبْقَى مُسْلِمٌ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ إِلا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ إِلا زَانِيَةٌ تَسْعَى بِفَرْجِهَا أَوْ عَشَّارٌ*

🌴 *_“Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam, lalu menyerulah seorang penyeru: Apakah ada yang mau berdoa sehingga dikabulkan doanya? Apakah ada yang mau meminta sehingga diberikan permintaannya? Apakah ada orang yang tertimpa musibah (yang memohon pertolongan Allah) sehingga dihilangkan kesusahannya? Maka tidaklah seorang muslim pun yang berdoa dengan satu doa (di waktu tersebut) kecuali Allah akan mengabulkannya, kecuali seorang wanita pezina yang menjajakan kemaluannya dan seorang pemungut pajak.”_* [HR. Ath-Thabrani dari ‘Utsman bin ‘Abil ‘Ash Ats-Tsaqofi radhiyallahu ’anhu, Ash-Shahihah: 1073]

➡ Rasulullah _shallallahu’ alaihi wa sallam_ juga bersabda,

🌴 *_“Wahai kaum Muhajirin, waspadailah lima perkara apabila menimpa kalian, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak menemuinya:_*

✅1) *Tidaklah perzinahan nampak (terang-terangan) pada suatu kaum pun, hingga mereka selalu menampakkannya, kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka wabah penyakit tha’un dan penyakit-penyakit yang belum pernah ada pada generasi sebelumnya.*

✅2) *Dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan diazab dengan kelaparan, kerasnya kehidupan dan kezaliman penguasa atas mereka.*

✅3) *Dan tidaklah mereka menahan zakat harta-harta mereka, kecuali akan dihalangi hujan dari langit, andaikan bukan karena hewan-hewan niscaya mereka tidak akan mendapatkan hujan selamanya.*

✅4) *Dan tidaklah mereka memutuskan perjanjian Allah dan perjanjian Rasul-Nya, kecuali Allah akan menguasakan atas mereka musuh dari kalangan selain mereka, yang merampas sebagian milik mereka.*

✅5) *Dan tidaklah para penguasa mereka tidak berhukum dengan kitab Allah, dan hanya memilih-milih dari hukum yang Allah turunkan, kecuali Allah akan menjadikan kebinasaan mereka berada di antara mereka.”*

📚 [HR. Ibnu Hibban, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, Ash-Shahihah: 106]

وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

💻 Sumber: http://sofyanruray.info/apabila-zina-telah-tersebar/

══════ ❁✿❁ ══════
  
Repost by :  
👥 *SOBAT MUSLIM*

Sabtu, 20 Agustus 2016

KASIH SAYANG DAN LEMAH LEMBUT

🍃⭐🌿 *BERKASIH SAYANG DAN LEMAH LEMBUT*

✍🏻Oleh *Syaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr* _hafidzahumallah_

Allah menjelaskan bahwa Nabi-Nya, Muhammad, sebagai orang yang memiliki akhlak yang agung. Allah Ta’ala berfirman.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

*_“Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung”_* [Al-Qalam : 4]

Allah juga menjelaskan bahwa beliau adalah orang yang ramah dan lemah lembut. Allah Ta’ala berfirman.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

*_“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu”_* [Ali Imran : 159]

Allah juga menjelaskan bahwa beliau adalah orang yang penyayang dan memiliki rasa belas kasih terhadap orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman.

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

*_“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min”_* [At-Taubah : 128]

Rasulullah memerintahkan dan menganjurkan kita agar senantiasa berlaku lemah lembut. Beliau bersabda.

يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا

*_“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”_*

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734 dari Anas bin Malik. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1732 dari Abu Musa dengan lafaz.

بَشِّرُوا وَلاَ تُُنَفِّرُواوَيَسِّرُوا وَلاَتُعَسِّرُوا

*_“Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari. Mudahkanlah dan janganlah kalian persulit”_*.

Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no.220 meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya pada kisah tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid.

دَعُوهُ وَهَرِيْقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءِ أَوْ ذَنُو بًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِشْتُمُ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَشُوا مُعَسِّرِيْنَ

*_“Biarkanlah dia ! Tuangkanlah saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit”_*

Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah hadits no.6927 bahwa Rasulullah bersabda.

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ

*_“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”_*

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 2593 dengan lafaz.

يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعطِِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَالاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ

*_“Wahai Aisyah, sesunguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya”_*

Muslim meriwayatkan hadits dalam kitab Shahihnya no.2594 dari Aisyah, Nabi bersabda.

إِنَّالرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ

*_“Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”_*

Muslim juga meriwayatkan hadits no. 2592 dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi bersabda.

مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ

*_“Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan”_*.

Allah pernah memerintahkan dua orang nabiNya yang mulia yaitu Musa dan Harun untuk mendakwahi Fir’aun dengan lembut. Allah Ta’ala berfirman.

اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

*_“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas. Berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lembut, mudah-mudahan ia mau ingat atau takut”_* [Thaha : 43-44]

Allah juga menjelaskan bahwa para sahabat yang mulia senantiasa saling bekasih sayang. Allah Ta’ala berfirman.

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ

أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

*_“Muhammad itu adalah utusan Allah. Orang-orang yang selalu bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesame mereka”_* [Al-Fath : 29]

📚[Disalin dari buku Rifqon Ahlassunnah bi Ahlissunnah Penulis Abdul Muhsin bin Hamd Al Abbad Al Badr, Edisi Indonesia Rifqon Ahlassunnah bi Ahlissunnah Menyikapi Fenomena Tahdzir dan Hajr, Penerbit : Titian Hidayah Ilahi Bandung, Cetakan Pertama Januari 2004]

Sumber: https://almanhaj.or.id/3195-berkasih-sayang-dan-lemah-lembut.html

♻Published By Fiqh Dakwah Sunnah

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 www.sandihardiansyah123.com

Jumat, 19 Agustus 2016

SEDEKAH DAN REZEKI

💰💸💰 *MEMPERBANYAK SHODAQOH UNTUK MEMPERLANCAR RIZKI, BOLEHKAH?*

By: SOBAT MUSLIM

💥♨🔥 *Amat Disayangkan, Banyak Sedekah Hanya Untuk Memperlancar Rizki*

✍🏻 *Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc* _hafidzohulloh_

   
_Alhamdullillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu Robbunaa wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam_.

Itulah yang sering kita lihat pada umat Islam saat ini. Mereka memang gemar melakukan puasa sunnah (yaitu puasa Senin-Kamis dan lainnya), namun semata-mata hanya untuk menyehatkan badan sebagaimana saran dari beberapa kalangan. Ada juga yang gemar sekali bersedekah, namun dengan tujuan untuk memperlancar rizki dan karir. Begitu pula ada yang rajin bangun di tengah malam untuk bertahajud, namun tujuannya hanyalah ingin menguatkan badan. Semua yang dilakukan memang suatu amalan yang baik. Tetapi niat di dalam hati senyatanya tidak ikhlash karena Allah, namun hanya ingin mendapatkan tujuan-tujuan duniawi semata. Kalau memang demikian, mereka bisa termasuk orang-orang yang tercela sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut.

💢♨ *Dengan Amalan Sholeh Hanya Mengharap Keuntungan Dunia, Sungguh Akan Sangat Merugi*

Allah Ta’ala berfirman,
*مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)*
*_“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”_* (QS. Hud [11] : 15-16)

Yang dimaksud dengan _“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia”_ yaitu barangsiapa yang menginginkan kenikmatan dunia dengan melakukan amalan akhirat.

Yang dimaksud _“perhiasan dunia”_ adalah harta dan anak.

Mereka yang beramal seperti ini: _“niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”_. Maksudnya adalah mereka akan diberikan dunia yang mereka inginkan. Ini semua diberikan bukan karena mereka telah berbuat baik, namun semata-mata akan membuat terlena dan terjerumus dalam kebinasaan karena rusaknya amalan mereka. Dan juga mereka tidak akan pernah _yubkhosuun_, yaitu dunia yang diberikan kepada mereka tidak akan dikurangi. Ini berarti mereka akan diberikan dunia yang mereka cari seutuhnya (sempurna).

Dunia, mungkin saja mereka peroleh. Dengan banyak melakukan amalan sholeh, boleh jadi seseorang akan bertambah sehat, rizki semakin lancar dan karir terus meningkat.  Dan itu senyatanya yang mereka peroleh dan Allah pun tidak akan mengurangi hal tersebut sesuai yang Dia tetapkan. Namun apa yang mereka peroleh di akhirat?

Lihatlah firman Allah selanjutnya (yang artinya), *_“Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka”_*. Inilah akibat orang yang hanya beribadah untuk mendapat tujuan dunia saja. Mereka memang di dunia akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adapun di akhirat, mereka tidak akan memperoleh pahala karena mereka dalam beramal tidak menginginkan akhirat. 

Ingatlah, balasan akhirat hanya akan diperoleh oleh orang yang mengharapkannya. Allah Ta’ala berfirman,

*وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا*
*_“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”_* (QS. Al Israa’: 19)

Orang-orang seperti ini juga dikatakan: *_“lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”_*. Ini semua dikarenakan mereka dahulu di dunia beramal tidak ikhlas untuk mengharapkan wajah Allah sehingga ketika di akhirat, sia-sialah amalan mereka. (Lihat penjelasan ayat ini di I’aanatul Mustafid, 2/92-93)

Sungguh betapa banyak orang yang melaksanakan shalat malam, puasa sunnah dan banyak sedekah, namun itu semua dilakukan hanya bertujuan untuk menggapai kekayaan dunia, memperlancar rizki, umur panjang, dan lain sebagainya.

Ibnu ‘Abbas _radhiyallahu ‘anhu_ menafsirkan surat Hud ayat 15-16. Beliau _radhiyallahu ‘anhu_ mengatakan, _“Sesungguhnya orang yang riya’, mereka hanya ingin memperoleh balasan kebaikan yang telah mereka lakukan, namun mereka minta segera dibalas di dunia.”_

Ibnu ‘Abbas juga mengatakan, _“Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: *“Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”*.”_ Perkataan yang sama dengan Ibnu ‘Abbas ini juga dikatakan oleh Mujahid, Adh Dhohak dan selainnya.

Qotadah mengatakan, *_“Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan sholehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlash dalam beribadah (yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah), dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.”_* (Lihat *Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim*, tafsir surat Hud ayat 15-16)

♨ *Hanya Beramal Untuk Menggapai Dunia, Tidak Akan Dapat Satu Bagianpun Di Akhirat*

Kenapa seseorang beribadah dan beramal hanya ingin menggapai dunia? Jika seseorang beramal untuk mencari dunia, maka dia memang akan diberi. Jika shalat tahajud, puasa senin-kamis yang dia lakukan hanya ingin meraih dunia, maka dunia memang akan dia peroleh dan tidak akan dikurangi. Namun apa akibatnya di akhirat? Sungguh di akhirat dia akan sangat merugi. Dia tidak akan memperoleh balasan di akhirat disebabkan amalannya yang hanya ingin mencari-cari dunia.

Namun bagaimana dengan orang yang beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah? Di akhirat dia akan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
*_“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”_* (QS. Asy Syuraa: 20)

Ibnu Katsir –rahimahullah- menafsirkan ayat di atas, _“Barangsiapa yang mencari keuntungan di akhirat, maka Kami akan menambahkan keuntungan itu baginya, yaitu Kami akan kuatkan, beri nikmat padanya karena tujuan akhirat yang dia harapkan. Kami pun akan menambahkan nikmat padanya dengan Kami balas setiap kebaikan dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat hingga kelipatan yang begitu banyak sesuai dengan kehendak Allah. … Namun jika yang ingin dicapai adalah dunia dan dia tidak punya keinginan menggapai akhirat sama sekali, maka balasan akhirat tidak akan Allah beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang Allah kehendaki. Dan jika Allah kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya saja, namun barangkali akhirat dan dunia akan lenyap seluruhnya dari dirinya.”_

Ats Tsauri berkata, dari Mughiroh, dari Abul ‘Aliyah, dari Ubay bin Ka’ab -radhiyallahu ‘anhu-, beliau mengatakan,
بشر هذه الأمة بالسناء والرفعة والدين والتمكين في الأرض فمن عمل منهم عمل الآخرة للدنيا لم يكن له في الآخرة من نصيب
*_“Umat ini diberi kabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka bumi. Barangsiapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bagian pun di akhirat.”_*

🌒 *Tanda Seseorang Beramal Untuk Tujuan Dunia*

Al Bukhari membawakan hadits dalam Bab *“Siapa yang menjaga diri dari fitnah harta”*.

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda,
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ ، وَالدِّرْهَمِ ، وَالْقَطِيفَةِ ، وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ
*_“Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridho, dia akan celaka dan akan kembali binasa.”_* (HR. Bukhari).  

_Qothifah_ adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. (I’aanatul Mustafid, 2/93)

Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham dan pakaian yang mewah? Karena mereka yang disebutkan dalam hadits tersebut beramal untuk menggapai harta-harta tadi, bukan untuk mengharap wajah Allah. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharap wajah Allah semata, mereka itulah yang disebut hamba Allah (sejati).

Di antara tanda bahwa mereka beramal untuk menggapai harta-harta tadi atau ingin menggapai dunia disebutkan dalam sabda Nabi _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ selanjutnya: *_“Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka dan kembali binasa”_*. 

Hal ini juga yang dikatakan kepada orang-orang munafik sebagaimana dalam firman Allah,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
*_“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.”_* (QS. At Taubah: 58)

Itulah tanda seseorang dalam beramal hanya ingin menggapai tujuan dunia. Jika dia diberi kenikmatan dunia, dia ridho. Namun, jika kenikmatan dunia tersebut tidak kunjung datang, dia akan murka dan marah. Dalam hatinya seraya berujar, “Sudah sebulan saya merutinkan shalat malam, namun rizki dan usaha belum juga lancar.” Inilah tanda orang yang selalu berharap dunia dengan amalan sholehnya.

Adapun seorang mukmin, jika diberi nikmat, dia akan bersyukur. Sebaliknya, jika tidak diberi, dia pun akan selalu sabar. Karena orang mukmin, dia akan beramal bukan untuk mencapai tujuan dunia. Sebagian mereka bahkan tidak menginginkan mendapatkan dunia sama sekali. Diceritakan bahwa sebagian sahabat tidak ridho jika mendapatkan dunia sedikit pun. Mereka pun tidak mencari-cari dunia karena yang selalu mereka harapkan adalah negeri akhirat. Semua ini mereka lakukan untuk senantiasa komitmen dalam amalan mereka, agar selalu timbul rasa harap pada kehidupan akhirat. Mereka sama sekali tidak menyukai untuk disegerakan balasan terhadap kebaikan yang mereka lakukan di dunia.

Akan tetapi, barangsiapa diberi dunia tanpa ada rasa keinginan sebelumnya dan tanpa ada rasa tamak terhadap dunia, maka dia boleh mengambilnya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits dari ‘Umar bin Khottob,
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُعْطِينِى الْعَطَاءَ فَأَقُولُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. حَتَّى أَعْطَانِى مَرَّةً مَالاً فَقُلْتُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « خُذْهُ وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan suatu pemberian padaku.” Umar lantas mengatakan, _“Berikan saja pemberian tersebut pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku. Sampai beberapa kali, beliau tetap memberikan harta tersebut padaku.”_ Umar pun tetap mengatakan, _“Berikan saja pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku.”_ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, *_“Ambillah harta tersebut dan harta yang semisal dengan ini di mana engkau tidak merasa mulia dengannya dan sebelumnya engkau pun tidak meminta-mintanya. Ambillah harta tersebut. Selain harta semacam itu (yang di mana engkau punya keinginan sebelumnya padanya), maka biarkanlah dan janganlah hatimu bergantung padanya.”_*  (HR. Bukhari dan Muslim).

Sekali lagi, begitulah orang beriman. Jika dia diberi nikmat atau pun tidak, amalan sholehnya tidak akan pernah berkurang. Karena orang mukmin sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya. Adapun orang yang selalu mengharap dunia dengan amalan sholehnya, dia akan bersikap berbeda. Jika dia diberi nikmat, baru dia ridho. Namun, jika dia tidak diberi, dia akan murka dan marah. Dia ridho karena mendapat kenikmatan dunia. Sebaliknya, dia murka karena kenikmatan dunia yang tidak kunjung menghampirinya padahal dia sudah gemar melakukan amalan sholeh. Itulah sebabnya orang-orang seperti ini disebut hamba dunia, hamba dinar, hamba dirham dan hamba pakaian.

🔥 *Beragamnya Niat dan Amalan Untuk Menggapai Dunia*

Niat seseorang ketika beramal ada beberapa macam:
✔ *[Pertama]* Jika niatnya adalah murni untuk mendapatkan dunia ketika dia beramal dan sama sekali tidak punya keinginan mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat, maka orang semacam ini di akhirat tidak akan mendapatkan satu bagian nikmat pun. Perlu diketahui pula bahwa amalan semacam ini tidaklah muncul dari seorang mukmin. Orang mukmin walaupun lemah imannya, dia pasti selalu mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat.

✔ *[Kedua]* Jika niat seseorang adalah untuk mengharap wajah Allah dan untuk mendapatkan dunia sekaligus, entah niatnya untuk kedua-duanya sama atau mendekati, maka semacam ini akan mengurangi tauhid dan keikhlasannya. Amalannya dinilai memiliki kekurangan karena keikhlasannya tidak sempurna.

✔ *[Ketiga]* Adapun jika seseorang telah beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah semata, akan tetapi di balik itu dia mendapatkan upah atau hasil yang dia ambil untuk membantunya dalam beramal (semacam mujahid yang berjihad lalu mendapatkan harta rampasan perang, para pengajar dan pekerja yang menyokong agama yang mendapatkan upah dari negara setiap bulannya), maka tidak mengapa mengambil upah tersebut. Hal ini juga tidak mengurangi keimanan dan ketauhidannya, karena semula dia tidak beramal untuk mendapatkan dunia. Sejak awal dia sudah berniat untuk beramal sholeh dan menyokong agama ini, sedangkan upah yang dia dapatkan adalah di balik itu semua yang nantinya akan menolong dia dalam beramal dan beragama. (Lihat Al Qoulus Sadiid, 132-133)

Adapun amalan yang seseorang lakukan untuk mendapatkan balasan dunia ada dua macam:
✅1. [Pertama] *Amalan yang tidak disebutkan di dalamnya balasan dunia. Namun seseorang melakukan amalan tersebut untuk mengharapkan balasan dunia, maka semacam ini tidak diperbolehkan bahkan termasuk kesyirikan.*
-Misalnya: _Seseorang melaksanakan shalat Tahajud. Dia berniat dalam hatinya bahwa pasti dengan melakukan shalat malam ini, anaknya yang akan lahir nanti adalah laki-laki. Ini tidak dibolehkan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa dengan melakukan shalat Tahajud akan mendapatkan anak laki-laki._

✅2. [Kedua] *Amalan yang disebutkan di dalamnya balasan dunia*. 
-Contohnya adalah silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua. Semisal silaturrahim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
*_“Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahim (hubungan antar kerabat).”_* (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika seseorang melakukan amalan semacam ini, namun hanya ingin mengharapkan balasan dunia saja dan tidak mengharapkan balasan akhirat, maka orang yang melakukannya telah terjatuh dalam kesyirikan. Namun, jika dia melakukannya tetap mengharapkan balasan akhirat dan dunia sekaligus, juga dia melakukannya dengan ikhlash, maka ini tidak mengapa dan balasan dunia adalah sebagai tambahan nikmat untuknya karena syari’at telah menunjukkan adanya balasan dunia dalam amalan ini.

🔮 *Perbedaan dan Kesamaan Beramal untuk Meraih Dunia dengan Riya’*

Syaikh Muhammad At Tamimi –rahimahullah- membawakan pembahasan ini dalam Kitab Tauhid pada Bab *“Termasuk kesyirikan, seseorang beribadah untuk mencari dunia”*. Beliau –rahimahullah- membawakannya setelah membahas riya’. Kenapa demikian?

Riya’ dan beribadah untuk mencari dunia, keduanya sama-sama adalah amalan hati dan terlihat begitu samar karena tidak nampak di hadapan orang banyak. Namun, Keduanya termasuk amalan kepada selain Allah Ta’ala. Ini berarti keduanya termasuk kesyirikan yaitu syirik khofi (syirik yang samar).  Keduanya memiliki peredaan. Riya’ adalah beramal agar dilihat oleh orang lain dan ingin tenar dengan amalannya. Sedangkan beramal untuk tujuan dunia adalah banyak melakukan amalan seperti shalat, puasa, sedekah dan amalan sholeh lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan balasan segera di dunia semacam mendapat rizki yang lancar dan lainnya.

Tetapi perlu diketahui, para ulama mengatakan bahwa amalan seseorang untuk mencari dunia lebih nampak hasilnya daripada riya’. Alasannya, kalau seseorang melakukan amalan dengan riya’, maka jelas dia tidak mendapatkan apa-apa. Namun, untuk amalan yang kedua, dia akan peroleh kemanfaatan di dunia. Akan tetapi, keduanya tetap saja termasuk amalan yang membuat seseorang merugi di hadapan Allah Ta’ala. Keduanya sama-sama bernilai syirik dalam niat maupun tujuan. Jadi kedua amalan ini memiliki kesamaan dari satu sisi dan memiliki perbedaan dari sisi yang lain.

💎 *Kenapa Engkau Tidak Ikhlash Saja dalam Beramal?*

Sebenarnya jika seseorang memurnikan amalannya hanya untuk mengharap wajah Allah dan ikhlash kepada-Nya niscaya dunia pun akan menghampirinya tanpa mesti dia cari-cari. Namun, jika seseorang mencari-cari dunia dan dunia yang selalu menjadi tujuannya dalam beramal, memang benar dia akan mendapatkan dunia tetapi sekadar yang Allah takdirkan saja. Ingatlah ini … !!

Semoga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menjadi renungan bagi kita semua,
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
*_“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”_* (HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di *Tuhfatul Ahwadzi*, 7/139)

Marilah –saudaraku-, kita ikhlashkan selalu niat kita ketika kita beramal. Murnikanlah semua amalan hanya untuk menggapai ridho Allah. Janganlah niatkan setiap amalanmu hanya untuk meraih kenikmatan dunia semata. Ikhlaskanlah amalan tersebut pada Allah, niscaya dunia juga akan engkau raih. *Yakinlah hal ini …!!*

Semoga Allah selalu memperbaiki aqidah dan setiap amalan kaum muslimin. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada mereka ke jalan yang lurus.

_Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala wa alihi wa shohbihi wa sallam_.

📚Rujukan:
- *Al Qoulus Sadiid Syarh Kitab At Tauhid*, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Wizarotusy syu’un Al Islamiyyah wal Awqof wad Da’wah wal Irsyad-Al Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah.

- *I’aanatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid*, Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan.

- *At Tamhid li Syarhi Kitabit Tauhid*, Sholeh bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh, Daar At Tauhid.

- *Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim*, Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi, Tahqiq: Saami bin Muhammad Salamah, Dar Thobi’ah Lin Nasyr wat Tauzi’.

- *Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jaami’it Tirmidzi*, Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdirrahim Al Mubarakfuriy Abul ‘Alaa, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, Beirut.

****

✍🏻Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

🌐Sumber: https://rumaysho.com

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 www.sandihardiansyah123.blogspot.com

Minggu, 14 Agustus 2016

MAKNA PERNIKAHAN

🌺🌹🌸 *APA SIH MAKNA PERNIKAHAN…?*

✍🏻Ustadz DR. Syafiq bin Riza Basalamah, حفظه الله تعالى

_Akhi Ukhti…_

Aku ingin mengajakmu untuk merenung

🌷 *_Apasih makna sebuah pernikahan?_*

* _Bila sebelumnya engkau telah menyentuh pasanganmu_

* _Engkau telah duduk bersanding dengannya_

* _Engkau telah berpelukan erat dengannya_

* _Engkau telah berjalan berduaan dengannya_

* _Engkau telah bersembunyi di balik tabir menutup pintu dari pandangan manusia bersamanya_

* _Yang lebih parah lagi engkau sudah pernah tidur di atas kasur berduaan dengannya_

⁉ *_Lalu apa artinya akad nikah?_*

_Apa gunanya resepsi?_

_Apa gunanya saksi dan wali_

_Apa gunanya mengumumkan kepada khalayak ramai pernikahanmu?_

Kalau semua orang telah mengetahui hubunganmu dengannya?
Dan Sang Pencipta telah melihat kelakuanmu selama ini

⁉ *_Apa masih ada yang sakral dari pernikahan yang seperti ini?_*

* _Hanya sekedar untuk mendapatkan buku hijau….namun semuanya sudah dilakukan sebelum akad nikah_

* _Jangan membohongi dirimu sendiri dengan berpura-pura menikah_

_Memulai lembaran baru sebagai pasutri_

_Yang dahulunya haram menjadi halal_

_Yang dahulu dilarang menjadi sebuah anjuran_

*Padahal sebelum akad nikah kau sudah menghalalkan semuanya*

✅ _Islam adalah agama yang menghargai wanita_

☑ _Menghormati dan menjaga putri Adam_

‼ *_Wanita di dalam Islam bukan barang dagangan yang bisa kau pegang-pegang sebelum kau menikahinya_*

‼ *Dia bukan pakaian yang bisa kau coba-coba untuk melihat keselarasannya*

‼ _Dia bukan makanan yang bisa kau cicipi rasanya_

✅ *Namun dia adalah mutiara indah di dalam cangkang kerang*

✅ *_Yang hanya boleh disentuh, dipegang, dibuka dan dibawa oleh yang telah melakukan ijab qabul_*

💎 *Itulah keindahan pernikahan di dalam Islam*

_Kesakralan akad nikah_

_Itulah guna seorang wali dan saksi_

_Bukan hanya sekedar mendatangkan penghulu dan bertanda tangan di buku_

⁉ Sebagian manusia merasa berakal

Merasa berperadaban

Merasa lebih baik dari binatang

*Namun perilakunya tak ubahnya seperti binatang*

* Lihatlah ayam betina

Di mana bertemu pejantan dia dinaiki olehnya

Sebagian wanita hanya dengan kedipan mata

Atau rayuan gombal dia lupa harga dirinya

* Entah siapa yang salah, si laki atau si perempuan?

Kalau binatang itu suatu kewajaran

Apakah sampai seburuk itu perilaku manusia?

Allah berfirman

*وَلَقَدْ ذَرَأْنا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِها وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِها وَلَهُمْ آذانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِها أُولئِكَ كَالْأَنْعامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولئِكَ هُمُ الْغافِلُونَ (١٧٩)*

*_“Dan telah kami ciptakan sebagai penghuni neraka jahanam dari bangsa Jin dan manusia, mereka memiliki hati namun tidak berpikir dengannya, memiliki mata namun tidak melihat dengannya, memiliki telinga namun tidak mendengar dengannya, mereka ibarat binatang ternak, bahkan mereka lebih tersesat, mereka adalah orang-orang yang lalai”_*

* Kalau tidak ingin seperti binatang, cobalah berpikir dengan hatimu, dengarkan dengan telingamu, pandanglah dengan matamu, Allah tidak menciptakanmu sia-sia, Belajarlah agamamu kalau masih ingin disebut insan

🌺 Kemarin aku habis menghadiri sebuah Walimah pernikahan di tengah ibu kota
Jakarta ……

🌸 _Suatu Walimah yang penuh makna_

🌻 _Pasangan pengantin-nya belum pernah bersentuh tangan_

🌹 _Belum pernah di atas motor berboncengan_

🌾 _Belum pernah duduk berduaan_

🌼 _Sentuhan mereka adalah sentuhan yang dibalut mawaddah dan Rahmah_

🌸 _Bersandingnya mereka karena perintah dan Ridha yang pencipta
Pelukan mereka bernilai sedekah_

☀ *_Sungguh indah dan penuh berkah_*

🌺 _Semoga mereka berdua dan bersama keluarganya senantiasa dijaga Allah_
_Itulah pernikahan yang sebenarnya_🌺

* _Untukmu yang menikah dengan tuntunan syariah, aku ucapkan_

*بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير*

🌐Sumber : BBG Al-ilmuCom

➖➖➖
  
Repost by :
👥 *SOBAT MUSLIM*

CONTOH LAPORAN PKM UNIVERSITAS TERBUKA S1 PGSD

https://drive.google.com/file/d/0B3GpcHUztkARV0pvVDROcjY5U2c/view

Jumat, 12 Agustus 2016

MEMBERI = MENERIMA

MEMBERI = MENERIMA
Wallahu a'lam....
Ada
seorang
ayah yang
mempunyai
3 orang anak dgn
harta sebanyak :

"19 ekor kerbau" 🐮🐮

😘

Ketika
mendekati
ajalnya, sang
Ayah membagikan
warisan kepada ke tiga anaknya dengan pesan :

1/2 utk anak pertama,
1/4 utk anak kedua,
1/5 utk anak ketiga.

🙏🏿🙏🏿

Setelah
sang ayah
meninggal dunia. 😇

Ketiga
anaknya
membagikan
kerbau sesuai
pesan ayah mereka.

Tapi
mereka
menemukan
~ kesulitan �
~ dan keganjilan �

1/2 x 19 = 9,5 ekor
1/4 x 19 = 4,75 ekor
1/5 x 19 = 3,8 ekor

bahwa
masing2
mereka akan
mendapatkan bagian
kerbau yg tidak utuh 🐮

dan
masing2
anak TIDAK MAU
mengalah 😡

semua
berusaha
mendapatkan
bagian secara utuh 😟😟

😖😖😖

karena harta peninggalan sang ayah berjumlah 19 ekor kerbau.

��

Kabar tentang pertengkaran mereka terdengar oleh seorang bapak miskin yg hanya mempunyai 1 ekor kerbau.

😎

Krn
prihatin
dgn hal tsb,
akhirnya sang bapak
menemui mereka,

😬😬

dan
bersedia
dengan ikhlas
memberikan kerbau nya

spy
masing2
anak mendapat
bagian yg utuh,

sehingga
jumlah kerbau
menjadi 19+1=20 EKOR

Anak2 itu setuju 😀👍🏽👍🏽

dan
mereka
mulai membagi :

Anak
pertama
mendapat :
1/2 x 20 = 10 ekor
😘

Anak
yang kedua
mendapat bagian :
1/4 x 20 = 5 ekor

😍👍🏽👍🏽

Anak
yang ketiga
mendapat bagian :
1/5 x 20 = 4 ekor.

😅🙏🏿🙏🏿

Demikianlah masing2 anak mendapatkan bagian yg utuh.

Dan
totalnya
ternyata 10+5+4=19.

            AJAIB KAN ?
                 😇😇

Akhirnya tersisa 1 ekor yang diberikan kembali pada bapak miskin yang bijak tadi.

Percayalah jika kita memberi dengan ikhlas untuk menjadi bagian dari solusi, ternyata kita TIDAK KEHILANGAN sesuatu apapun, malah memberi manfaat bagi sesama karena Allah lah yang akan menggantikan semua itu.

Seperti dlm kasus ini walaupun sebenarnya sang bapak yg miskin tidak mengharap kerbaunya kembali, krn ia telah ikhlas menjadi bagian dari solusi itu ...............!!!

PESAN MORAL :
Memberi,  tidak berarti akan mengurangi harta kita punya walau sepeserpun ..........  Subhanallah..

Kamis, 11 Agustus 2016

MELAWAN LUPA

🍃🍂 *MELAWAN LUPA* 🌿🍃

✍🏻 Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja _hafidzohulloh_

Allah berfirman :

*إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ*

*_"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya"_* (QS Al-'Adiyaat : 6)

Al-Hasan _rahimahullah_ berkata :

*هُوَ الَّذِي يَعُدُّ الْمَصَائِبَ، وَيَنْسَى نِعَمَ رَبِّهِ*.

_"Yaitu orang yang menghitung-hitung musibah (yang sedikit-pen) dan melupakan kenikmatan-kenikmatan Robnya (yg telah banyak diberikan kepadanya-pen)"_ (Tafsir Ibnu Katsir 8/467)

Akan terlihat hakikat kita sesungguhnya tatkala kita ditimpa musibah, apakah kita termasuk كَنُوْد (ingkar) ? Atau termasuk sabar (yang tidak lupa dengan karunia-karunia Allah sehingga menjadikan kita lebih sabar dalam menerima keputusan Allah)?

*Musibah yang menimpa kita hanyalah sesekali, sementara kenikmatan terus tercurah kepada kita tiada hentinya dengan berbagai macam modelnya*. Namun demikianlah karena kurang kuatnya iman sebagian kita sehingga tatkala terkena musibah yang diingat-ingat hanyalah beratnya musibah tersebut, sementara anugerah dan karunia Allah terlupakan…

♻Contoh kecil :
☑ - _Ada yang mobilnya mogok, maka iapun mengeluh sejadi-jadinya, ia lupa bahwa mobilnya mogok hanya sekali-sekali, selama ini sekian ribu kilo meter mobilnya jalan dengan baik tanpa halangan._

☑ - _Ada yang uangnya hilang, iapun marah dan mengeluh, padahal selama ini uang yang Allah berikan kepadanya tidak pernah hilang, namun ini semua terlupakan, yang diingat hanya uangnya yang hilang tersebut._

☑ - _Ada yang tubuhnya sakit, lalu iapun mengeluh dan tidak sabar, padahal puluhan tahun Allah menjadikan tubuhnya sehat, lantas apakah sakit yang sebentar tersebut membuatnya lupa dengan kesehatan puluhan tahun lamanya?_

☑ - _Ada yang mengalami kegagalan, maka iapun marah, padahal kegagalan tersebut hanya sesekali, dan bisa jadi sekali saja. Sementara kemudahan dan keberhasilan sudah sering ia raih, namun terlupakan karena kegagalan tersebut._

☑ - _Yang lebih berat, adalah ada yang anaknya meninggal karena sakit atau sebab yang lainnya. Maka iapun meronta dan menangis sejadi-jadinya dengan mengangkat suara, seakan-akan protes dengan keputusan Allah. Ia lupa bahwasanya Allah telah banyak memberikan kepadanya banyak anak, dan yang lainnya dalam kondisi sehat wal afiyat._

Jika kita terkena musibah maka berusahalah mengingat kebaikan-kebaikan Allah kepada kita, sehingga hal ini akan meringankan beban musibah kita dan kita tetap berhusnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.

Imam As-Suddiy _rahimahullah_ berkata :

تَسَاقَطَ لَحْمُ أَيُّوْبَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ إِلاَّ الْعَصبُ وَالْعِظَامُ، فَكَانَتْ امْرَأَتُهُ تَقُوْمُ عَلَيْهِ وَتَأْتِيْهِ بِالزَّادِ يَكُوْنُ فِيْهِ، فَقَالَتْ لَهُ امْرَأَتُهُ لَمَّا طَالَ وَجْعُهُ: يَا أَيُّوْبُ، لَوْ دَعَوْتَ رَبَّكَ يُفَرِّجُ عَنْكَ؟ فَقَالَ: قَدْ عِشْتُ سَبْعِيْنَ سَنَةً صَحِيْحًا، فَهَلْ قَلِيْلٌ للهِ أَنْ أَصْبِرَ لَهُ سَبْعين سنة؟

_"Daging nabi Ayub berjatuhan (karena sakit parah) maka tidak tersisa di tubuhnya kecuali urat dan tulang. Istrinya mengurusnya dan membawakan makanan diletakan di sisi nabi Ayub. Maka istrinya berkata tatkala lama sakitnya nabi Ayub : "Wahai Ayub, kenapa engkau tidak berdoa kepada Robmu untuk menghilangkan sakitmu?" Maka nabi Ayub 'alaihis salam berkata, "Aku telah hidup selama 70 tahun dalam kondisi sehat, maka bukankah perkara yang sedikit karena Allah jika aku bersabar karena-Nya 70 tahun pula?"_ (Tafsir Ibnu Katsir : 5/360)

Disebutkan bahwa nabi Ayub sakit selama 7 tahun atau 18 tahun –sebagaimana disebutkan dalam buku-buku tafsir-, maka bagi beliau itu ringan dibandingkan kenikmatan kesehatan yang Allah telah berikan kepadanya selama 70 tahun.

Demikianlah mengingat-ingat kenikmatan menjadikan musibah terasa lebih ringan. _Wallahu A'lam bis-showab_.

🏡Kota Nabi _shallallahu 'alaihi wa sallam_, 06-05-1436 H

🌐Sumber: www.firanda.com

➖➖➖
  
Repost by :
👥 *SOBAT MUSLIM*

Rabu, 10 Agustus 2016

JANGAN MARAH !!!

♻ RINGKASAN MANAJEMEN MARAH

🔁 (Cara Mengelola dan Merubah Amarah Menjadi Kebaikan)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

📝 Kemarahan ada tiga bentuk:

➡ Pertama: Kemarahan yang Terpuji

Marah yang terpuji adalah marah karena Allah, yaitu marah ketika terjadi pelanggaran terhadap syari’at Allah ta’ala.

➡ Kedua: Kemarahan yang Tercela

Marah yang tercela adalah marah yang bukan karena Allah, yang berdasarkan pada sesuatu yang tercela, seperti marah karena kesombongan, hizbiyyah (fanatisme golongan), dan berbagai sebab yang tercela lainnya.

➡ Ketiga: Kemarahan yang Mubah

Marah yang mubah adalah marah karena tabiat (sifat dasar manusia), seperti marah karena disakiti atau dihina, hukum asalnya mubah, namun dapat menjadi haram apabila mengantarkan kepada yang haram, seperti berbuat zalim, mencaci, mengghibah, bahkan memukul dan membunuh. Dan sebaliknya, marah karena tabiat ini dapat menjadi kebaikan yang besar apabila dikelola secara benar, yaitu sesuai tuntunan agama yang mulia ini.

📝 Cara Mengelola Kemarahan:

➡ Dari sahabat yang Mulia Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,

أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَوْصِنِي قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ : لاَ تَغْضَبْ

🌱 “Bahwasannya seseorang berkata kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam: Berilah aku wasiat. Beliau bersabda: Jangan marah. Orang tersebut meminta wasiat sampai beberapa kali. Beliau pun bersabda: Jangan marah.” [HR. Al-Bukhari]

➡ Para ulama menjelaskan, makna “Jangan marah” dalam hadits di atas mencakup lima makna:

✅ Pertama: Menghilangkan amarah dengan memaafkan (lihat Syarhu Shahihil Bukhari, 9/296).

✅ Kedua: Jangan mudah marah atau cepat marah (lihat Syarhu Riyadhis Shaalihin karya Asy-Syaikh Ibnul 'Utsaimin rahimahullah).

✅ Ketiga: Menjauhi sebab-sebab kemarahan (lihat Fathul Bari, 10/520).

✅ Keempat: Menghilangkan sifat sombong, karena itulah sebab kemarahan terbesar (lihat Fathul Bari, 10/520).

✅ Kelima: Tidak menuruti amarah atau melampiaskannya dengan cara yang salah (lihat Fathul Bari, 10/520)

Cara yang Lainnya:

✅ Keenam: Meminta perlindungan kepada Allah ta’ala dari setan, dengan membaca:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).”

✅ Ketujuh: Berwudhu.

✅ Kedelapan: Diam, tidak berbicara apalagi berdebat dan saling mencaci.

✅ Kesembilan: Merubah posisi, jika sedang berdiri hendaklah duduk atau jika sedang duduk hendaklah berbaring.

✅ Kesepuluh: Melatih diri untuk tidak marah dan menahan emosi. Menahan marah adalah akhlak yang terpuji, dan akhlak yang terpuji terkadang dimiliki seseorang sebagai sifat dasarnya, dan terkadang ia perlu berjuang dan melatih diri untuk dapat memilikinya.

✅ Kesebelas: Mengedepankan prasangka baik kepada saudara kita yang membuat marah, karena prasangka baik melapangkan hati dan menghilangkan kemarahan terhadap orang yang menyakiti.

✅ Keduabelas: Senantiasa mengingat keutamaan menahan marah.

✅ Ketigabelas: Mengambil teladan dari orang-orang shalih.

✅ Keempatbelas: Mengingat akibat jelek kemarahan. Orang yang marah terkadang hilang akal sehatnya, sehingga ia mengatakan atau melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang kelak ia sesali.

✅ Kelimabelas: Mengingat murka Allah dan azab-Nya yang pedih.

Sahabat yang Mulia Abud Darda' radhiyallahu’anhu berkata,

أقرب مايكون العبد من غضب الله تعالى إذا غضب

“Saat yang paling dekat antara seseorang dengan kemurkaan Allah adalah apabila hamba tersebut sedang marah.” [Syarhul Bukhari libni Baththol, 9/297]

Al-Imam Bakr bin Abdullah rahimahullah berkata,

أطفئوا نار الغضب بذكر نار جهنم

“Padamkanlah api kemarahan dengan mengingat api neraka jahannam.” [Syarhul Bukhari libni Baththol, 9/297]

💻 Baca Selengkapnya: http://sofyanruray.info/manajemen-marah/

══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam ⤵

📮 Join Telegram: http://goo.gl/6bYB1k
📲 Gabung Group WA: 08111377787
🌍 Fb: www.fb.com/taawundakwah
🌐 Web: www.taawundakwah.com
📒 Hastag: #Mutiara_Sunnah

Selasa, 09 Agustus 2016

RENUNGAN REZEKI DARI ALLAH

💰💦💰 *RENUNGAN TENTANG REZEKI…*

✍🏻 Ustadz Aan Chandra Thalib El-Gharantaly, حفظه الله تعالى

_Rezeki itu tidak terbatas pada harta dan makanan, *rezeki Allah itu luas*_.

_Bisa jadi rezeki itu berupa teman yang sholih,_

_Atau pikiran yang tenang dan rileks, Atau tidur yang nyenyak,_

_Atau tempat bernaung yang membuatmu tidak butuh pada orang lain dan terhina,_

_Atau berupa pemandangan yang menyejukkan hati dan mengubah moodmu,_

_Atau berupa seseorang yang mencintaimu dan bersabar atas segala kesalahanmu,_

_Atau berupa kata-kata indah yang engkau baca,_

_Atau berupa kasih sayang ibu dan ayah,_

_Atau berupa pundak orang yang engkau cintai sebagai tempatmu menangis,_

_Atau berupa kesempatan duduk bersama saudara-saudari yang membuatmu bisa menghapus kegalauan,_

_Atau berupa rasa hormat dari orang-orang disekelilingmu,_

_Atau berupa hadiah dari orang yang begitu berarti bagimu,_

_Atau berupa kemampuanmu dalam melayani diri sendiri._

Begitulah..

Disetiap kondisi selalu ada rezeki Allah untuk kita.

_Ya Allah kurniakan kami ridho-Mu, sesungguhnya Engkau sebaik-baik Pemberi rezeki_

📚Sumber: ehsaweb.net
Penerjemah: ACT El-Gharantaly

📝Catatan: *_Belajarlah memaknai setiap pemberian Allah. Jangan lupa untuk selalu mengiringi karunia-Nya dengan syukur._*

Selamat beraktifitas

🌐Sumber : BBG Al-ilmuCom

➖➖➖
  
Repost by :
www.Sandihardiansyah123.blogspot.com

KUNCI HIDUP

Kunci hidup adalah Jujur, Benar, dan Adil walaupun pahit untuk menjalankannya. Maju terus pantang mundur

Dialog hati

💞 *DIALOG HATI*💞
💕 *"Tentang Kita"* 💕

Dirimu adalah dunia yang unik...

Saat engkau mencintai seseorang, maka engkau memandang orang itu bak seorang raja.

Namun saat engkau membencinya, maka pandangan itu berubah, dari yang tadinya seperti seorang raja menjadi sosok syaithan yang menjijikkan.

Engkau mengira dunia berubah...

Padahal engkaulah yang berubah..

Saat dirimu bahagia, engkaupun melihat dunia seolah tersenyum..

Namun disaat dirimu mengalami fase jenuh..

Maka dunia dimatamu seolah menangis..

Semua bagai hidup dalam pekat gelap..

Padahal dunia tak pernah menangis dan tertawa..

Engkaulah yg tertawa dan menangis.

Kasihan sekali dirimu..

Bila menganggap benci membuatmu kuat, iri membuatmu terlihat pintar dan sifat keras menjadikanmu manusia terhormat.

Belajarlah untuk tersenyum bersama orang-orang disampingmu, sertai mereka dalam suka dan duka..

Hiduplah di sisi mereka...

Bergaullah dengan mereka...

Belajarlah untuk tidak bersikap masa bodoh dengan memberi salam pada setiap orang yang lewat dihadapanmu.

Jangan berteriak bila sahabatmu lambat, mungkin saja dia lelah..

Jangan memutus persahabatan bila dia salah,
Karena dia bukan malaikat, hanya manusia biasa sepertimu.

Jangan kecewa bila engkau kehilangan sesuatu yang berharga.
karena bila engkau rugi dalam satu perniagaan, maka ingatlah engkau telah mendapat untung dalam perniagaan yang lain..

Bagaimanapun pahitnya hidup.. tetaplah tersenyum..

Jangan lupa. segalanya tercatat dalam lembaran takdir, sebelum engkau menjadi satu dari miliyaran manusia..

Meski esok masih sesuatu yang ghaib, tetap mimpikan hal yang terindah..

Karena esok adalah hari yang baru..

Bila engkau ditaqdirkan berumur panjang, berarti esok adalah dirimu yang baru..

Pernahkah engkau mendengar ungkapan ahli hikmah yang berbunyi:

*رضا الناس غاية لا تدرك*

*_"Ridho manusia adalah sebuah cita yang tidak dapat dicapai"_*

Seringkali ungkapan ini dinukil setengah-setengah. Padahal bila ungkapan ini dinukil seutuhnya maka ungkapan ini merupakan ungkapan yang mengandung makna yang sangat luar biasa.

*رضا الناس غاية لا تدرك ورضا الله غاية لا تترك ، فاترك ما لا يدرك ، وأدرك ما لا يترك*

*_"Ridho manusia adalah satu cita yang tidak dapat dicapai, sedangkan ridho Allah adalah satu cita yang tidak sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu dicapai, dan capailah apa yang tidak sepatutnya ditinggal."_*

Ingat....

Tak perlu wajah yang indah untuk menjadi tampan

Tidak juga dengan selalu memuji untuk jadi orang yang dicintai..

Tidak harus kaya untuk bahagia..

Cukuplah bila Allah meridhoimu..

Dengan begitu Dia akan menjadikanmu orang yang tampan, dicintai dan bahagia.

Tahukah kamu bagaimana laku manusia..?

Bila engkau benar dalam 99 masaalah namun salah dalam satu masalah, maka mereka akan mencelamu karena satu kesalahan itu dan meninggalkan 99 lainnya. Begitulah laku manusia...

Tapi bila engkau salah dalam 99 masaalah dan benar dalam 1 masalah, maka Allah akan mengampunimu dengan satu kebaikan itu karena kemurahaa-Nya. Itu bila engkau tidak menyekutukan-Nya.

Begitulah kasih Allah..

Jadi... mengapa engkau sibuk dengan manusia lalu menjauh dari Allah.?

________________
Madinah 11-04-1436 H
ACT El Gharantaly

🌐Sumber : Channel Telegram

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 *SOBAT MUSLIM*